Media Partisipatif

CERITA BERMAKNA


NATURAL LEADER

CERITA PERUBAHAN

Ada seorang nenek  bernama Papuk INI bertempat tinggal di Dusun Eyat Nyiur Desa Waje Geseng Kecamatan Kopang Lombok Tengah.  Dalam usianya yang tergolong jompo, masih mempunyai pemikiran yang cerdas, bagaimana caranya memberikan penyadaran terhadap warga disekitar kampungnya tentang betapa pentingnya BAB di Jamban.

Pada suatu hari ada tetangga si nenek yang masih muda belia, segar dan kuat mau membuang hajat yang sudah tidak dapat ditahan lagi karena sudah tidak bermanfat bagi tubuhnya, namun dapat menimbulkan penyakit bagi orang lain, sekonyong-konyong tanpa memperhatikan keberadaan si nenek yang duduk di serambi rumah bedek, si muda belia yang bernama Mahyun (bukan nama sebenarnya) langsung saja menuju dimana si nenek biasa membuang hajat sehari-hari.

Ketika Mahyun keluar dari tempat itu, lalu nenek memanggilnya untuk mendekat dan duduk disebelahnya. Dalam percakapannya si nenek berkata

NENEK        :     “Nak, kamu kan masih muda, badanmu kekar, masak kalah dengan saya yang sudah tua begini, apa kamu tidak malu setiap mau buang air  selalu berlari  ketempat saya ?

PEMUDA   :     OOOO ya, Papuk benar, memang saya sudah mempunyai rencana untuk membuat WC, tapi uang saya masih dipinjam teman untuk biaya ke Malaysia, nanti setelah di ganti pasti saya akan membuatnya.

NENEK        :     Kapan kamu di janjikan ???

PEMUDA   :     Belum pasti, karena di baru 3 bulan berangkat ke Malaysia.

NENEK        :     ooooo…. itu yang kamu harapkan, sambil menunggu kiriman kan  tidak ada salahnya jika kamu membuat yang sederhana dulu seperti kepunyaan nenek.

Akhirnya pemuda itu berpikir, rasanya tidak enak nanti bila ditegur lagi sama si nenek.

Maka pemuda itupun membuat WC cemplung,  sementara dapat membuat yang permanen.

Fasdes Waje Geseng:  Hadiyani.

=======================================================================================

 

TESTIMONI

Berbagai cara dan strategi  dilakukan untuk  meningkatkan dan  merubah perilaku warga terutama perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan cara membuat rasa malu pada warga yang masih belum sadar untuk BAB  di jamban. Cerita ini datang dari salah seorang warga dusun Jurit desa Bebuak.

Pak Mansur ( 46 Th ) berasal dari dusun Jurit desa Bebuak seperti biasa melakukan aktivitas setiap harinya untuk pergi ke sawah yang secara kebetulan dekat dengan pemukiman warga.Ketika sedang memeriksa tanamannya dia menginjak kotoran manusia yang dirasakan masih hangat dikakinya,dia sangat marah dan kesal sekali dengan kejadian itu. Kebetulan secara tidak sengaja dia  sering melihat salah seorang warga yang dianggap cukup mampu di kampung tersebut datang ke sawahnya, hanya dia tidak tahu pasti untuk apa orang itu datang ke sana. Baru dia sadar ternyata orang itu datang untuk buang air besar. Tanpa pikir panjang pak Mansur mencari cangkul untuk mengangkat kotoran tadi yang kemudian akan diantar kerumah  orang yang biasa datang ke sawahnya itu, orang tersebut bernama Iq Masiah ( 51 th ). Secara kebetulan di depan rumah Iq Masiah ada sumur disitulah pak Mansur menaruh kotoran tadi yang kebetulan juga dilihat lagsung oleh Iq Masiah . Sontak Iq masiah dibuat marah oleh ulah pak mansur yang dianggapnya kurang ajar karena menaruh kotoran disumurnya, hal ini sangat menjijikkan . diantara keduanya terjadi pertengkaran yang cukup hebat.

Iq Masiah    : “He Mansur ! kamu itu kurang ajar ya,…masa kamu bawa kotoran lalu kamu tumpuk di      sumur saya ini, kamu tidak  malu ketauan sama saya?”

Pak Mansur :” kenapa saya harus malu ? ibu itu yang harusnya  malu, saya datang kesini untuk mengembalikan apa yang sudah ibu buang di sawah saya! Ibu itu  orang yang cukup mampu, masa untuk membuat jamban saja tidak bisa,malah  buang air besar sembarangan, malu dong bu sama mereka… ( sambil menunjuk warga yang berkerumun tidak jauh dari mereka yang juga membenarkan  apa yang diucapkan pak Mansur )

Iq Masiah   : ( dengan perasaan malu ) baiklah…., mudah-mudahan saya bisa membuat jamban dalam waktu dekat agar tidak buang air besar sembarangan … ( katanya menutup perdebatan itu )

Selang beberapa hari kemudian  Iq Masiah benar-benar membuktikan kata-katanya untuk mebuat jamban. Dia merasa lebih  nyaman dan tidak lagi dipermalukan oleh Pak Mansur  .

3 responses

  1. a!

    blognya kereeeeeen!

    9 Desember 2011 pukul 19:52

  2. Jangan hanya profil keberhasilan yang disorot, sesekali boleh menyoroti sisi masyarakat yg tidak mampu secara materi, fisik dan yg lain (Duafa). Atau memprofilkan mereka yg terkena HIV, narkoba, pemerkosaan, pencurian, pencabulan…..kemudian mereka akhirnya jadi USTADZ……ketimbang jadi USTADZ, kemudian akhirnya bermuara pada narkoba…………Di antaranya mana yg lebih bermanfaat bagi kita……

    2 Januari 2012 pukul 09:55

  3. Jaswandi

    Pesan yang disampaikan lewat cerita – ceritanya sangat bermakna salut deh buat penulisnya.

    16 Agustus 2012 pukul 14:45

Isikan Komentar Anda