Media Partisipatif

Archive for Juni, 2011

NATURAL LEADER

CERITA PERUBAHAN

Ada seorang nenek  bernama Papuk INI bertempat tinggal di Dusun Eyat Nyiur Desa Waje Geseng Kecamatan Kopang Lombok Tengah.  Dalam usianya yang tergolong jompo, masih mempunyai pemikiran yang cerdas, bagaimana caranya memberikan penyadaran terhadap warga disekitar kampungnya tentang betapa pentingnya BAB di Jamban.

Pada suatu hari ada tetangga si nenek yang masih muda belia, segar dan kuat mau membuang hajat yang sudah tidak dapat ditahan lagi karena sudah tidak bermanfat bagi tubuhnya, namun dapat menimbulkan penyakit bagi orang lain, sekonyong-konyong tanpa memperhatikan keberadaan si nenek yang duduk di serambi rumah bedek, si muda belia yang bernama Mahyun (bukan nama sebenarnya) langsung saja menuju dimana si nenek biasa membuang hajat sehari-hari.

Ketika Mahyun keluar dari tempat itu, lalu nenek memanggilnya untuk mendekat dan duduk disebelahnya. Dalam percakapannya si nenek berkata

NENEK        :     “Nak, kamu kan masih muda, badanmu kekar, masak kalah dengan saya yang sudah tua begini, apa kamu tidak malu setiap mau buang air  selalu berlari  ketempat saya ?

PEMUDA   :     OOOO ya, Papuk benar, memang saya sudah mempunyai rencana untuk membuat WC, tapi uang saya masih dipinjam teman untuk biaya ke Malaysia, nanti setelah di ganti pasti saya akan membuatnya.

NENEK        :     Kapan kamu di janjikan ???

PEMUDA   :     Belum pasti, karena di baru 3 bulan berangkat ke Malaysia.

NENEK        :     ooooo…. itu yang kamu harapkan, sambil menunggu kiriman kan  tidak ada salahnya jika kamu membuat yang sederhana dulu seperti kepunyaan nenek.

Akhirnya pemuda itu berpikir, rasanya tidak enak nanti bila ditegur lagi sama si nenek.

Maka pemuda itupun membuat WC cemplung,  sementara dapat membuat yang permanen.

 

Fasdes Waje Geseng:  Hadiyani.


Pelatihan Membawa Perubahan Prilaku bagi Sekdes Bebuak

Ada apa dengan pelatihan yang dilaksanakan Pemda LOTENG untuk Sekretaris Desa dan Sekretaris Lurah ?

—

SEKDES DESA BEBUAK

  • Menurut penuturan Sekdes Desa Bebuak ( Lalu Bardiman ) pada kami ( Berugak dese  ) pada hari Rabu 22 Juni 2011 jam 19.45 wita  di kantor Desa Bebuak bahwa pelatihan Administrasi Umum bagi Sekdes/Seklur sekabupaten Loteng yang diadakan selama 5 hari mulai tanggal 13 sampai 17 Juni 2011 yang lalu diselenggarakan di Aik Mual (BPP Lombok Tengah) oleh Pemda Kabupaten Loteng sangat bermanfaat dan berarti sekali terutama bagi dirinya ( Lalu Bardiman ).
  • —Ada tiga ( 3 ) hal yang sangat dirasakan dan dapat diambil sebagai pembelajaran bermakna  yaitu  : 1. Kedisiplinan, 2. Kepemimpinan, 3. Kearsipan.
  • —Menurut Sekdes ketiga hal di atas sama pentingnya. Terkait kedisiplinan, mulai dari cara berpakaian, waktu ( jam kerja ) berawal dari dirinya yang kemudian diterapkan dikantornya. Begitu juga dengan kepemimpinan, Sekdes selaku “ Pardana Mentri “ di desa harus selalu menciptakan keharmoisan antar pimpinan dan stafnya . Ternyata  jadi pegawai negeri itu tidak mudah kita harus terus dan terus belajar katanya. Terlebih lagi jadi seorang sekdes yang sudah di PNS kan, ini merupakan beban berat baginya karena Sekdes sebagai “ Koordinator Pengelola Keuangan Desa “ memiliki tugas yang sangat berat dan harus mampu memanage dan mengkoordinir segala sesuatu yang terkait tentang administrasi di desa
  • Kearsipan, nah ini yang paling penting. Selama ini saya tidak pernah berfikir seperti apa mengarsipkan yang baik, saya bekerja saja seperti tanpa tujuan dan sekarang  saya baru mengerti bahwa menyusun arsip sesuai dengan bidangnya  justru akan mempermudah kerja kita. Disamping itu menempatkan  Kaur sesuai peran fungsinya itu adalah satu keharusan,  seperti  Bendahara  misalnya harus menjalankan fungsinya sebagai pengelola keuangan desa, dan begitu juga Kaur (Kepala Urusan) yang lain.
  • —Biasanya CPNS sebelum menjadi PNS tentu akan ada prajabatan terlebih dulu dan mungkin inilah bentuk prajabatan  yang dimaksud, sungguh sangat berarti dan mampu meberi perubahan yang cukup signifikan baginya baik dari cara berfikir maupun bertutur dan bersikap ( sambil menutup ceritanya )
Salam
rukmawati

TEMU WARGA

TEMU WARGA DUSUN NYANGGI DESA MONTONG GAMANG

Temu warga dusun nyanggi

Pada pertemuan warga didesa Montong Gamang pada hari sabtu tangga 12 Juni 2011 Dengan keterlibatan beberapa unsur terdiri dari kepala desa, fasilitator desa, kader desa, Kelompok pemuda peduli kesehatan dan OMS [ BERUGAK DESA SERTA KONSORSIUM ] dalam rangka diskusi pemenuhahan hak-hak dasar masyarakat terutama dalam bidang kesehatan muncul berbagai persoalan antara lain : Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat didesa montong gamang khususnya dusun nyanggi terutama pemeriksaan ibu hamil, dan ibu yang mau melahirkan ini yang sangat perlu diperhatikan secara serius, karena pakta dilapangan masih juga terdapat masyarkat yang mau melahirkan didukun, terkadang pada saat melahirkan dukun membawa pasien ke bidan praktik sehingga masyarakat harus mengeluarkan biaya mahal, padahal biaya pemeriksaan kehamilan, ibu melahirkan dan sebagainya sudah ditanggung oleh pemerintah. salah satu pertanyaan besar warga dusun nyanggi adalah fasilitas gedung pusat pelayanan kesehatan desa [POSKESDES] sudah dibangun secara permanen dan sudah serah terima sekitar bulan januari 2011 namun samapai dengan saat ini belum juga ditempati tenaga medis , sehingga masyarakat tertama dusun nyanggi desa montong gamang lebih banyak berobat, memriksa kesehatan kelombok timur Kalau melihat dan mencermati fakta pengakuan warga setempat maka program pelayananan kesesehatan baik itu pelayanan kesehatan gratis maupun pelayanan terpadu masih sangat kurang sehingga masyarakat jadi korban, terutama masyarkat miskin dan terpinggirkan. Serta masih banyak ditemukannya JAMKESEMAS salah sasaran. Pemenuhan hak dalam pembuatan jamban masyarakat Sebagai refrensi dalam menerapkan Palo Hidup Bersih dan Sehat terutam masyarakat miskin masih perlu diberikan pemahaman sekaligus diarahkan dalam merubah pola pikir masyarkat untuk sadar dan berprilaku sehat, yang tujuannya adalah bagaimana masyarakat memiliki jamban pribadi dan jamban umum agar tidak BAB disembarang tempat. Strategi dalam pemenuhan hak dasar ini adalah bagaimana upaya masyarkat didorong untuk mendapat akses dana dari pemerintah desa melalui anggaran ADD , tak terkalah pentingnya adalah bagaimana dalam memetakan keswadayaan ditingkat masyarakat untuk bisa terpenuhi program pembangunan jamaban yang diinginkan. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh fasilitator desa dan kader desa lainnya untuk memberikan pemahaman kepada masyrakat yang terkait dengan persoalan ini : a. Melakukan pendataan warga terutama warga miskin yang belum memiliki jamban pribadi maupun umum b. Menjelaskan manfaat dan fungsi dari jamban sehingga masyarakat tidak lagi Buang Air Besar disembarangan tempat c. Bagi masyarakat miskin/kurang mampu perlu diperhatiakan dalam memetakan keswadayaannya entah itu bersifat tenaga maupu yang lainnya untuk bisa mendapatkan haknya. Kepala Desa Montong Gamang yang hadir pada saat pertemuan tersebut merekam dan menyimak keluahan masyarakat setempat dan menjelaskan bagaimana pentingnya jamban sehingga akan menganggarkan dana pembuatan jamban dalam pemenuhan hak dasar masyarakat melalui Anggaran Dana Desa, yang terpenting adalah sharing pendanaan sehingga dana sedikit mampu melebihi target yang diinginkan [ swadaya ditingkat masyarakat].


MUBAZIRNYA POS KESEHATAN DESA

POS KESEHATAN DESA  MONTONG GAMANG

Poskesdes Desa Montong Gamang

Pos Kesehatan Desa  yang di bangun oleh Dinas Kesehatan Lombok Tengah  di dusun Nyanggi  Desa Montong Gamang sampai dengan saat ini sama sekali belum dimanfaatkan. Bangunan yang  menghabiskan dana ratusan juta ini menjadi mubasir karena tidak adanya petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dan pemelihara bangunan tersebut.

Pasilitas yang ada di dalam maupun diluar bangunan pun sudah rusak sebelum sempat di pergunakan, menurut penuturan Kepala Desa Montong Gamang Bapak Suratman, S.Pd    kepada Rukmawati dari Berugak Dese,  Poskesdes ini telah diserah terimakan oleh Dikes Loteng kepada Kepala UPT Puskesmas Kopang, namun sampai dengan saat ini pengelolaannya belum diserahkan kepada Kepala Desa Montong Gamang, sehingga semuanya menjadi terbengkalai. apalagi kalau dimusim hujan Poskesdes ini dipergunakan sebagai tempat mengembala kambing dan sapi oleh penduduk sekitar bangunan ini. Kami masyarakat Dusun Nyanggi sangat berharap agar Poskesdes ini segera bisa dimanfaatkan, agar masyarakat sekitar cepat mendapatkan pertolongan bila didera penyakit ringan.

PASILITAS YANG RUSAK